Sunday, February 27, 2005

Lessons Of Love 2

Hi, my digest.

Aku kali ini mau ceritain ke kamu tentang kejadian yang aku alami hari Minggu, 27 Februari 2005.

---------
Pagi ini aku gereja. Seperti biasa di GII Hok Im Tong Dago. Berangkat dari kost-kostan sekitar jam 8.30. Terus di angkot ketemu ama Bang Micky. Kami tiba di gereja sekitar 9.15. Waktu yang masih tepat untuk mendapat tempat duduk yang posisinya cukup bagus. Memang seperti biasanya nih gereja selalu penuh kalo mahasiswa di Bandung pada gak liburan. Dan kalo kebaktian Minggu biasa aja, kebaktian yang jam 9.30 rata-rata baru penuh sekitar pukul 9.20 lewat. Kalau telat, bersedialah duduk di kursi lipat di bagian sayap kiri atau kanan, atau duduk di kursi lipat paling depan. Kebaktian selalu dimulai tepat waktu. Setiap kebaktian minggu atau kebaktian khusus di GII selalu diawali oleh sebuah pujian yang dinyanyiin ama paduan suara yang belakangan aku tahu namanya Paduan Suara Cherubim -taunya dari account Friendster temanku di STT Telkom yang juga anggota tuh PS-. Baru setelah paduan suaranya selesai, yang akan memimpin kebaktian sekaligus yang bawa khotbah masuk lalu dia akan memulai kebaktian dengan votum & salam. Kalau Minggu sebelumnya yang khotbah Ibu Ev. Paula Ch. Cohen, kali ini adalah suaminya, Bapak Pdt. Christiady Cohen. Yang menjadi kebiasaan bapak pendeta ini adalah setelah votum dan saat/doa teduh sejenak diiringi pujian dari PS, sebelum menyanyikan lagu pujian pertama dia selalu mengajak jemaat untuk saling melemparkan senyum yang terbaik ke kiri dan kanan sambil bersalaman.

---------
Kali ini aku beri judul Lessons Of Love 2 karena tema hari itu untuk khotbah masih berbicara mengenai kasih, Kasih Yang Terbesar. Ayat hafalan yang tertera di buku Warta Jemaat diambil dari Yohanes 15:13 yang berbunyi demikian: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Nats yang menjadi dasar khotbah diambil dari Hosea 11:1-11. Kalau di Lessons Of Love! aku menyertakan isi nats tersebut, kali ini aku tidak akan menyertakannya karena yang kemarin dalam Lessons Of Love cukup pendek untuk aku ketik. Aku juga gak punya software Alkitab seperti beberapa temanku punya. Setelah kami membaca nats tersebut secara responsoria, Pak Cohen memulai khotbahnya. Dia bercerita tentang kisah cinta yang terjadi di dalam film Tom Hanks berjudul Cast Away. Lalu dia juga bercerita tentang kisah cinta antara Romeo dan Juliet. Dan terakhir cerita Hamlet yang ditulis oleh Shakespeare. Dia menceritakan hal tersebut awalnya sepertinya merupakan sebuah cerita yang sia-sia menurutku. Tapi ketika dia meminta kami untuk membuka dan membaca Hosea 1:2, barulah aku mengerti. Hosea 1:2 berbunyi: " Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." "

Sedikit penjelasan yang aku tangkap dari Pak Cohen adalah manusia sering memikirkan tentang kisah cinta yang hebat, tapi siapa yang mengira kalau TUHAN berfirman kepada Hosea untuk mengawini seorang perempuan sundal. Bahkan dalam kelanjutan ceritanya memang Hosea mengawini Gomer binti Diblaim dan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Memang dalam Hosea 1:2 juga sudah jelas kalau Tuhan melakukan itu karena bangsa Israel dikatakan bersundal hebat dan membelakangi TUHAN. Yang aku dapat simpulkan dari khotbah Pak Cohen, cinta Tuhan kepada manusia tidaklah seperti cinta yang manusia bayangkan. Bahkan sampai sekarang hanya sedikit yang mau menerima kalau TUHAN mencintai manusia dengan cara mengorbankan dirinya di kayu salib. It's something unacceptable, something impossible, something not logic for them.

----------
Song of the day:


O How He Loves You and Me
HE LOVES YOU AND ME
KURT KAISER

  1. O how He loves me and you
    O how He loves me and you
    He gave His life, what more could He give
    O how He loves you, O how He loves me
    O how He loves me and you

  2. Jesus to Calvary did go
    His love for mankind to show
    What He did there brought hope despair
    O how He loves you, O how He loves me
    O how He loves me and you

Aku pilih sebagai song of the day karena lagu tersebut dalam kebaktian tadi adalah lagu yang paling sering terdengar karena dinyanyikan berulang-ulang. Selain itu, aku sering juga mendengarkan lagu tersebut di Winampku tapi hanya lagunya aja (instrumental), tanpa syair. Aku pun bela-belain menulis lagu tersebut dengan pensilku di kertas warta jemaat di tempat catatan khotbah supaya aku bisa nyanyiin lagi di rumah.

----------
Kejadian menarik hari ini adalah BAJU MERAH. Aku dan seorang temanku suka satu cewek yang sama. Pernah waktu menunggu hujan berhenti di KOPMA aku dan dia bercerita tentang tuh cewek. Aku cerita kalau Minggu lalu kebetulan banget kalau aku ama tuh cewek berpakaian berwarna yang sama. Biru hitam. Dia menimpali kalau dia juga sering kok berpakaian berwarna sama dengan tuh cewek. Terus akhirnya kami (gak serius-serius amat sih sebenarnya) seperti ingin tahu hari Minggu depan (maksudnya hari ini) siapa yang bakalan berpakain berwarna sama dengan tuh cewek. "Hari Minggu ini aku akan pake coklat", kata temanku saat itu. Dan pada hari ini, aku memakai kemeja Bapakku berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna hitam. Dan karena tuh cewek datangnya kebetulan agak telat dan harus kebagian tempat duduk di kursi lipat di bagian paling depan, jadi deh aku tahu warna pakaiannya. Dia memakai atasan warna merah dan bawahannya gak gitu perhatiin. Aku senyum-senyum sendiri di tempat dudukku melihat tuh cewek telat dan warna bajunya tidak sama denganku dan aku memang gak punya pakaian yang cukup sopan untuk dipakai ke gereja berwarna merah. Tinggal mencocokkan dengan temanku itu, pikirku saat itu. Teman sekampusku yang kebetulan duduk di sebelah kiriku tertawa dan bertanya ke aku kenapa aku ketawa sendiri. "Ada dech.." jawabku singkat. "Lihatin siapa?" tanyanya lagi. "Ada dech.." jawabku lagi singkat sambil berusaha mengalihkan pandanganku agar tidak mengarah ke tuh cewek yang masih berdiri.

Sepulang gereja, aku dengan Bang Micky seperti biasa berjalan kaki dari GII ke BIP. Mau ngambil uang di ATM Mandiri Gramedia, eh ketemu ama anak PMK ST3. Kak Ellen, Kak Leni, Artha, Indri dan ada beberapa orang lagi yang aku lupa siapa dan gak tahu namanya. Setelah ngambil uang, langsung lanjut ke BIP. Dan ternyata aku melihat temanku yang bernama Roy itu -temanku yang sehati suka cewek yang sama itu- sedang naik eskalator mau naik ke lantai 2. Aku teriak ke dia, "Roy, bajunya merah." Tapi kayaknya dia gak dengar. Akhirnya aku dan Bang Micky naik juga ke lantai 2 dan bersalaman dengan mereka sambil bilang ucapan yang sudah biasa terdengar kalau bersalaman sehabis pulang gereja " Selamat Hari Minggu". Dan aku langsung potong bicara, "Dia pake baju merah" dan karena ngeliat dia memang gak pake baju berwarna merah -aku gak perhatiin banget dia pake baju warna apa- "berarti gak ada kita yang jodoh ama dia" sambungku sambil disambut tawa oleh tawa si Roy dan satu lagi temanku yang mengerti apa yang kami bicarakan.

Kejadian menarik yang lain adalah PAYUNG. Setelah aku dan Bang Micky selesai berbelanja beberapa barang, dan aku salah satunya berbelanja payung karena payungku hilang entah kemana di kost-kostan. Waktu kami mau pulang kami bertemu sepasang kekasih teman kami di STT Telkom. Kak Elin dan Abe. Kak Elin seniorku anak 2001, Abe teman seangkatanku anak 2002. Dan hari itu adalah hari yang berbahagia buat Kak Elin karena dia berulangtahun yang ke-21. Outside the rain is falling cukup lebat. Jadi mereka menunggu di dekat pintu masuk BIP sepertinya menunggu hujan reda. Aku menyalam Abe, lalu menyalam Kak Elin sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Anehnya aku malah promosiin payung karena aku lihat mereka gak ada bawa payung dan si Abe sempat nanya ada payung apa nggak. "Ini aja baru beli tadi di atas. Beli aja, harganya cuma 16.900", kataku. "Tadi di atas ada juga yang besar. Harganya 19.900", kata Abe menimpali. Setelah bertanya mereka masuk gereja yang jam berapa dan dijawab Abe yang jam 9.30 juga dan diselingi hening beberapa saat, mereka akhirnya memutuskan untuk naik ke atas untuk membeli payung. Aku dan Bang Micky akhirnya memutuskan untuk mencari tempat duduk di lantai 4, tempat bioskop BIP 21 berada. Kami naik lift yang sepertinya tidak bisa berhenti lagi di lantai 2 dan 3. "Tidak melayani jarak dekat", kata Bang Micky sambil tertawa kecil. Setibanya di lantai 4 kami mencari tempat duduk yang kosong, dan sudah dapat ditebak kami tidak menemui satupun bangku kosong. Karena apa? Hari Minggu gitu lho, rame yang mo nonton. Dan setelah berkeliling-keliling liatin poster film dan akhirnya hujan berhenti, kami turun pake lift, ngambil angkot, and finally got home. Makan pagi -seharusnya uda waktu makan siang- di rumah makan padang. Dan begitu balik lagi ke kostan dan baru duduk sebentar di ruang tamunya kost-kostan, aku ngeliat pasangan Abe dan Kak Elin lewat depan kost-kostanku. Aku langsung keluar dan sepertinya mereka merasakan aku yang keluar. Dan sepertinya Abe juga tahu maksud aku keluar mau ngapain makanya Abe langsung nunjukin payung yang mereka beli. Sayang banget kayaknya tuh payung mereka beli. Soalnya waktu kami pulang aja hujan udah berhenti dan kami tidak memakai payung sama sekali. Bahkan dari Buah Batu sampai Dayeuhkolot, kampus kami berada, hujan tidak turun sama sekali. Tapi untuk saat ini sepertinya payung cukup dibutuhkan karena belakangan hujan secara reguler datang tiap hari. Oh iya, untuk informasi aja kalau dari Dayeuhkolot ke Dago (GII Dago) jaraknya tuh kurang lebih 10 kilometer. Makanya cukup memungkinkan untuk hujan lokal.

----------
Hari ini Kak Uthe juga ulang tahun. Ulang tahunnya yang ke-24. Dia-lah orang pertama yang mengenalkanku dengan tidak sengaja nih multiply dan juga membuatku mulai memanage bloggerku. Aku mengirimnya SMS tadi pagi. Cuma bilang selamat ulang tahun.

Eh, my digest. Itu aja ya untuk hari ini.

No comments: