Thursday, December 30, 2004

Meet The Prysca

Siang sekitar jam satu lebih aku pergi ke kantin untuk makan di sana, dengan maksud setelah makan baru kuliah. Belum sarapan euy. Tak berapa lama soto ayam yang aku pesan sudah di hadapanku dan sudah kusantap, Leo -teman sekelasku di TE-26-05- datang. Aku memang sudah dengar dari temanku yang lain kalau tim futsal kelasku akan bertanding perdelapan final hari ini, tapi gak tau jam berapa. Kebetulan dia datang dengan seorang perempuan yang tidak begitu aku kenal dari jauh. Ternyata perempuan itu adalah Kak Prysca. Dia ini seniorku di SMUNSA Medan dulu. Jadi kenal ama dia juga karena isengnya aku dulu sekitar Mei 2003. Dia ini salah satu anak Psikologi UNPAD yang ikut Kamp Kelompok Kecil (K3) yang diselenggarakan oleh Perkantas. Dan waktu itu salah satu teman kosku ada juga yang ikut K3 tersebut dan di dalam buku K3 nya teman sekosku inilah aku menemukan nama dan nomor HPnya. Namanya juga iseng. Akhirnya aku SMS dengan isinya aku juga udah lupa, tapi kayaknya gak penting banget. Dan sampai akhirnya aku tau kalau dia itu seniorku di SMUNSA dan aku juga ingat wajahnya. Ingat wajahnya juga karena dia memang cantik. Mungkin Kak Prysca udah cerita tentang aku ke Leo, makanya Leo waktu ketemu aku langsung bilang, “Tho, kakakmu…” dan dia nyuruh Kak Prysca untuk nyalam aku. “Kak Prysca kan?”, tanyaku sambil salaman. “Ya”, jawabnya, “selamat hari minggu… eh.. selamat hari natal.” Yang aku senang dari dia waktu salaman denganku adalah genggaman tangannya yang cukup halus tidak dengan gaya seorang putri yang lemasnya minta ampun, tetapi dengan genggaman erat. Gak tau deh apa karena dia cewek Batak. Tapi jujur aku paling malas kalau salaman dengan cewek yang ketika bersalaman tidak lebih dari seperti menyentuhkan tangannya tanpa genggaman yang erat. Setelah dia tanya aku mau masuk kuliah atau dari pulang kuliah, dia beranjak ke tempat Leo. Setelah aku selesai makan, aku bayar, lalu meninggalkan kantin menuju ke perpustakaan. Ingat apa yang dibilang Leo kalau pertandingan mereka jam 2, akhirnya sebelum jam 2 aku meninggalkan perpustakaan dan pergi menuju Student Center (SC), tempat pertandingannya berlangsung. Leo menitipkan Kak Prysca ke aku. Akhirnya sepanjang pertandingan dia duduk di sebelahku. Wah, jarang-jarang ada cewek yang duduk di sebelahku. Tapi di saat sela-sela petandinganlah aku sempat berbicara-bicara dengan dia dan tahu kalau Leo itu teman satu SMP di Methodist dan baru ketemu lagi setelah 7 tahun. Dia juga bilang kalau suasana di kampus kami seperti di Medan aja. Itu juga karena di mana aja dia ngerasa mudah ketemu ama orang Batak dan juga suasana pertandingannya. Yang terdengar dekat kami suporter/penonton banyak yang berkomentar dalam bahasa Batak. Pertandingan kelas kami yang melawan anak TI 2002 -gak tau kelas TI berapa- berlangsung dengan seru, tapi berakhir dengan kekalahan kelas kami dengan skor 4-8.

Selesai pertandingan, dia cerita kalau dia ketemu ama bang Ignatius di kantin. Dan karena kebetulan di pertandingan setelah pertandingan kelas kami adalah pertandingan anak IF yang salah satu pemainnya adalah teman satu angkatannya di SMUNSA juga, aku nunjukin ke dia B’ Yudi. Dan akhirnya Kak Prysca manggil B’ Yudi dan mereka sempat berbicara-bicara sebentar sebelum akhirnya dia pulang dengan Leo dan salah satu temannya (kali) yang dari UNPAD juga.

Lalu sore itu aku ikutan bantuin untuk persiapan acara kebaktian tutup tahun di GSG. Dan di situ juga aku ditunjuk Abe untuk menjadi tukang padamin lampu untuk visualisasi dalam acara kebaktian itu. Malam itu aku cukup sukses menjalankan tugas yang diberikan tiba-tiba oleh orang lain ke aku. Aku terpaksa duduk dekat tiang tempat stop kontak lampu itu berada karena waktu itu aku merasa badanku cukup lemas. Akhirnya aku hanya mengikuti kebaktian itu dari kejauhan.

Mimpi Kali Yee

Tak seperti biasanya, hari ini aku bangun agak cepat. Bangun dari tempat tidurku sekitar jam enam kurang. Tapi karena dinginnya Bandung atau Dayeuhkolot maksud saya membuat aku kembali lagi ke tempat tidurku dan tidur lagi. Sesekali bangun tapi selanjutnya tetap terlena dengan balutan selimut yang agak hangat sampai akhirnya baru betul-betul bangun dan tidak tidur lagi sekitar jam sebelas kurang. Ada yang menarik dari tidur yang aku alami kemarin. Aku gak gitu ingat di dalam mimpiku yang kapan, apakah setelah aku bangun lalu tidur lagi atau… terserahlah lah ya, aku bermimpi tentang “seseorang”. Walau sebenarnya seseorang itu tempat tinggalnya bukan lagi di daerah kampus lagi dan dengan demikian tidak pernah atau jarang ketemu lagi dengannya, tak tahu kenapa malam itu aku kok bisa bermimpi tentangnya. Cerita dalam mimpi ini juga kelihatan seperti agak mesra gitu. Namanya juga mimpi ya, berarti gak benar-benar terjadi. Memang sudah lama sih aku berusaha untuk tidak memikirkannya. Dan di saat aku sengaja untuk tidak menghubunginya lagi atau juga berpura-pura aku tidak punya nomor HP nya lagi, sehingga cepat atau lama aku akan bisa melupakannya, di saat itu pula dia datang di mimpiku. Akhirnya jadi kepikiran lagi deh. Walau sebenarnya tidak memenuhi isi lagu dari The Groove yang judulnya aku juga gak tahu tapi isi liriknya cukup relevan dengan kejadian yang aku alami. Begini bunyinya: “…. bagaimana bisa, kau hadir di mimpiku, padahal tak sedetikpun ku rindu dirimu…”

Tuesday, December 21, 2004

Happy Holidays!

givendra sent you a Greenpeace e-card. You can view this card at http://act.greenpeace.org/ecs/v2?i=bcKjd6209370