Dear my digest,
Ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu. Mulai saat ini sampai waktu yang tidak kutentukan, aku memutuskan hanya kepadamulah aku akan menceritakan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupanku. Aku tahu kamu gak akan dan memang gak bisa mengerti. Tapi mungkin ini lebih baik dari yang selama ini terjadi. Mungkin kamu mau tahu alasan kenapa aku memutuskan ini. Ada banyak alasan kenapa aku memutuskan ini, tapi mungkin aku hanya bisa memaparkan beberapa hal saja. Semoga kamu bisa mengerti. (Aku yakin kamu gak bisa ngerti, karena kamu aja ada karena aku yang buat).
And the nominees are:
1.Aku gak punya teman baik
Tahu gak sekarang umurku berapa? 20 tahun dan Mei nanti 21. Dan selama 20 tahun aku hidup sudah pasti dong aku punya teman. Banyak bahkan. Tapi tak satupun dari mereka yang menjadi teman baikku. Teman baik di sini yang aku maksud adalah seseorang yang selama ini menjadi tempat aku ceritain masalahku dan atau sebaliknya, seseorang yang mungkin sudah mengerti aku gimana dan atau juga sebaliknya, seseorang yang dekat denganku dan sebaliknya, dan sebagainya yang dapat dikategorikan sebagai sahabat karib. Mungkin ada beberapa orang yang pernah berperan sebagai teman baikku. Tapi mereka hanya berperan aja, tidak sepenuhnya teman baikku. Itupun setelah aku duduk di sekolah yang sekarang. Orang pertama yang pernah berperan sebagai temanku adalah bang Gerrard. Dia ini seniorku di ST3 angkatan 99, tapi waktu aku masuk dia sudah keluar karena DO. Tapi sempat dekat ama dia karena aku sering kemana-mana bareng dia. Dia juga orang pertama di ST3 yang tahu dan menyebarkan nama panggilanku vontho. Dia juga sempat satu kostan dengan aku beberapa bulan. Setelah dia pindah dan sampai sekarang kabarnya gak jelas-jelas amat, aku sudah punya banyak teman tempat aku cerita tentang masalahku. Tapi mereka semua tidak ada yang menjadi teman baikku. Sebenarnya mereka berpotensi menjadi teman baikku, tapi masalahnya ternyata bukan pada mereka. Tapi padaku, yaitu seperti yang aku maksud pada alasan kedua.
2.Aku bukan teman yang baik
Sebenarnya sudah jelas banget kalo aku bukanlah teman yang baik. Buat siapapun temanku, aku pikir mereka setuju kalo aku bilang seperti itu. Walaupun ada yang bilang aku baik, I doubt that. Mereka pasti bilang begitu karena belum melihat bagaimana the really me. Yang mereka lihat selama ini semuanya hanya yang ada di permukaan. Aku ga tahu penilaian orang tentang aku. Karena selama ini aku nanya beberapa orang bagaimana sih aku menurut mereka, gak pernah ada yang ngejawab. Dan kalopun ada pasti jawabannya seperti yang aku duga. Mereka tahunya aku orang yang baik. ..vontho gak gitu deh (tahu gak mirip bunyi iklan apa?).. Biar kamu tahu aja, selama ini aja sebenarnya sudah banyak temanku yang aku buat nyesal berteman denganku. But they just don't wanna admit it. Aku yakin mereka gak mau mengakui kalau mereka sebenarnya nyesal mau berteman denganku karena mereka cukup kasihan sama aku. Karena memang mereka yang aku maksud itu rata-rata adalah orang yang selama ini aku mau cerita apa aja bahkan cerita yang gak seharusnya aku bagikan ke mereka, jadi mereka cukup tahu aku ini orangnya orang seperti apa. Hasilnya memang selama ini aku merasa beruntung punya mereka sebagai temanku berbagi cerita tentang apa aja tapi biasanya cerita tentang masalahku, tapi sebaliknya mereka pasti rugi. Selama ini mereka juga sudah banyak ngebantu dengan memberikan masukan. Tapi aku rasa mereka pasti udah gak tahan dengan ulahku yang semakin lama semakin memuakkan bahkan buatku sendiri. Tapi mereka tetap aja gak mau ngomong. Siapa coba yang bakalan tahan kalo ada yang ngirimin SMS isinya sebenarnya gak penting banget kalee bahkan cenderung gak jelas? Kalo sekali mah mungkin masih bisa ngerti. Tapi kalo sudah berulang kali. Percaya gak kalau selama ini aku gak pernah banyak bicara dengan mereka semua temanku yang aku sering berbagi cerita itu? Kamu harus percaya. Soalnya selama ini mereka aku berbagi cerita klo gak lewat SMS, lewat email. Dan kalaupun ketemu ama mereka aku sering berlaga gak kenal dan sombong. Walaupun mereka duduk di samping atau depanku, aku tak akan mengucapkan sepatah kata pun kalau gak mereka yang buka suara. Terus, kamu harus percaya kalau ada temanku yang ketemunya di Friendster yang ternyata juniorku di high school dulu sampai berantem ama pacarnya gara-gara SMS yang aku kirim. Nah, lho? Kamu juga harus percaya kalo aku bilang karena SMS atau message2 yang aku kirim ada juga seorang cewek -cantik karena memang model majalah, berumur 25 tahun 22 Februari ini- baru percaya kalo aku bukan orang yang baik, dan sudah seharusnya dia dari dulu menerima tawaranku untuk mengiyakan “Thanx ya uda pernah jadi temanku” yang aku bilang ke dia. Aku juga terkejut tanpa aku minta dia ngasih nomor HPnya ke aku. Alasan dia sih dia pikir dia tahu aku orang baik dan gak akan macam-macam. Nah, sekarang nyesal deh dia. Tapi memang penyesalan selalu datang terlambat. Tapi aku yakin kamu gak akan nyesal karena kamu memang gak bisa nyesal. Itulah makanya aku milih kamu untuk tempat aku macam-macam. Kamu pasti gak akan marah kan karena kamu gak bisa disetting untuk bisa marah.
3.They're not teman yang baik either
Ternyata bukan aku aja yang menjadi masalahnya. Mereka juga. Mereka bukanlah teman yang baik. Dan memang gak akan ada yang bisa. Kamu harus percaya aja kalau ada temanku yang janjinya mau ngebales emailku dan sampai saat ini gak ada tuh. Bukan itu aja sih, tapi aku sekarang lagi benci aja sama mereka semua.
Ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu. Mulai saat ini sampai waktu yang tidak kutentukan, aku memutuskan hanya kepadamulah aku akan menceritakan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupanku. Aku tahu kamu gak akan dan memang gak bisa mengerti. Tapi mungkin ini lebih baik dari yang selama ini terjadi. Mungkin kamu mau tahu alasan kenapa aku memutuskan ini. Ada banyak alasan kenapa aku memutuskan ini, tapi mungkin aku hanya bisa memaparkan beberapa hal saja. Semoga kamu bisa mengerti. (Aku yakin kamu gak bisa ngerti, karena kamu aja ada karena aku yang buat).
And the nominees are:
1.Aku gak punya teman baik
Tahu gak sekarang umurku berapa? 20 tahun dan Mei nanti 21. Dan selama 20 tahun aku hidup sudah pasti dong aku punya teman. Banyak bahkan. Tapi tak satupun dari mereka yang menjadi teman baikku. Teman baik di sini yang aku maksud adalah seseorang yang selama ini menjadi tempat aku ceritain masalahku dan atau sebaliknya, seseorang yang mungkin sudah mengerti aku gimana dan atau juga sebaliknya, seseorang yang dekat denganku dan sebaliknya, dan sebagainya yang dapat dikategorikan sebagai sahabat karib. Mungkin ada beberapa orang yang pernah berperan sebagai teman baikku. Tapi mereka hanya berperan aja, tidak sepenuhnya teman baikku. Itupun setelah aku duduk di sekolah yang sekarang. Orang pertama yang pernah berperan sebagai temanku adalah bang Gerrard. Dia ini seniorku di ST3 angkatan 99, tapi waktu aku masuk dia sudah keluar karena DO. Tapi sempat dekat ama dia karena aku sering kemana-mana bareng dia. Dia juga orang pertama di ST3 yang tahu dan menyebarkan nama panggilanku vontho. Dia juga sempat satu kostan dengan aku beberapa bulan. Setelah dia pindah dan sampai sekarang kabarnya gak jelas-jelas amat, aku sudah punya banyak teman tempat aku cerita tentang masalahku. Tapi mereka semua tidak ada yang menjadi teman baikku. Sebenarnya mereka berpotensi menjadi teman baikku, tapi masalahnya ternyata bukan pada mereka. Tapi padaku, yaitu seperti yang aku maksud pada alasan kedua.
2.Aku bukan teman yang baik
Sebenarnya sudah jelas banget kalo aku bukanlah teman yang baik. Buat siapapun temanku, aku pikir mereka setuju kalo aku bilang seperti itu. Walaupun ada yang bilang aku baik, I doubt that. Mereka pasti bilang begitu karena belum melihat bagaimana the really me. Yang mereka lihat selama ini semuanya hanya yang ada di permukaan. Aku ga tahu penilaian orang tentang aku. Karena selama ini aku nanya beberapa orang bagaimana sih aku menurut mereka, gak pernah ada yang ngejawab. Dan kalopun ada pasti jawabannya seperti yang aku duga. Mereka tahunya aku orang yang baik. ..vontho gak gitu deh (tahu gak mirip bunyi iklan apa?).. Biar kamu tahu aja, selama ini aja sebenarnya sudah banyak temanku yang aku buat nyesal berteman denganku. But they just don't wanna admit it. Aku yakin mereka gak mau mengakui kalau mereka sebenarnya nyesal mau berteman denganku karena mereka cukup kasihan sama aku. Karena memang mereka yang aku maksud itu rata-rata adalah orang yang selama ini aku mau cerita apa aja bahkan cerita yang gak seharusnya aku bagikan ke mereka, jadi mereka cukup tahu aku ini orangnya orang seperti apa. Hasilnya memang selama ini aku merasa beruntung punya mereka sebagai temanku berbagi cerita tentang apa aja tapi biasanya cerita tentang masalahku, tapi sebaliknya mereka pasti rugi. Selama ini mereka juga sudah banyak ngebantu dengan memberikan masukan. Tapi aku rasa mereka pasti udah gak tahan dengan ulahku yang semakin lama semakin memuakkan bahkan buatku sendiri. Tapi mereka tetap aja gak mau ngomong. Siapa coba yang bakalan tahan kalo ada yang ngirimin SMS isinya sebenarnya gak penting banget kalee bahkan cenderung gak jelas? Kalo sekali mah mungkin masih bisa ngerti. Tapi kalo sudah berulang kali. Percaya gak kalau selama ini aku gak pernah banyak bicara dengan mereka semua temanku yang aku sering berbagi cerita itu? Kamu harus percaya. Soalnya selama ini mereka aku berbagi cerita klo gak lewat SMS, lewat email. Dan kalaupun ketemu ama mereka aku sering berlaga gak kenal dan sombong. Walaupun mereka duduk di samping atau depanku, aku tak akan mengucapkan sepatah kata pun kalau gak mereka yang buka suara. Terus, kamu harus percaya kalau ada temanku yang ketemunya di Friendster yang ternyata juniorku di high school dulu sampai berantem ama pacarnya gara-gara SMS yang aku kirim. Nah, lho? Kamu juga harus percaya kalo aku bilang karena SMS atau message2 yang aku kirim ada juga seorang cewek -cantik karena memang model majalah, berumur 25 tahun 22 Februari ini- baru percaya kalo aku bukan orang yang baik, dan sudah seharusnya dia dari dulu menerima tawaranku untuk mengiyakan “Thanx ya uda pernah jadi temanku” yang aku bilang ke dia. Aku juga terkejut tanpa aku minta dia ngasih nomor HPnya ke aku. Alasan dia sih dia pikir dia tahu aku orang baik dan gak akan macam-macam. Nah, sekarang nyesal deh dia. Tapi memang penyesalan selalu datang terlambat. Tapi aku yakin kamu gak akan nyesal karena kamu memang gak bisa nyesal. Itulah makanya aku milih kamu untuk tempat aku macam-macam. Kamu pasti gak akan marah kan karena kamu gak bisa disetting untuk bisa marah.
3.They're not teman yang baik either
Ternyata bukan aku aja yang menjadi masalahnya. Mereka juga. Mereka bukanlah teman yang baik. Dan memang gak akan ada yang bisa. Kamu harus percaya aja kalau ada temanku yang janjinya mau ngebales emailku dan sampai saat ini gak ada tuh. Bukan itu aja sih, tapi aku sekarang lagi benci aja sama mereka semua.
I guess that's all, my digest. Ntar aja deh aku kasitau kamu lagi alasan yang lainnya. Aku lagi sakit kepala nih, gak tahu lagi mau buat apa. Oiya, I hate them all.
Yours,
vontho
No comments:
Post a Comment